Langsung ke konten utama

BRI PERKUAT KERJA SAMA PENYALURAN PINJAMAN DENGAN INVESTREE


IQPlus, (28/08) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memperkuat kerja sama dengan PT Investree Radhika Jaya (Investree) dalam penyaluran pendanaan untuk pinjaman melalui platform teknologi finansial (tekfin).

Kolaborasi antara tekfin dan perbankan itu merupakan kelanjutan dari penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Penyaluran Pendanaan untuk Pinjaman melalui Platform Investree yang sudah dilakukan kedua instansi tersebut pada Agustus 2018 oleh Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi dan Direktur Ritel dan Menengah BRI Supari.

Dalam kerja sama fase kedua itu, BRI berkomitmen untuk melakukan penambahan angka penyaluran kredit sebesar Rp200 miliar.

o-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi dalam siaran pers di Jakarta, Selasa, mengatakan pembaruan kerja sama itu menjadi tonggak penting bagi keberlangsungan bisnis mereka sekaligus membawa semangat baru untuk terus menghadirkan kecepatan dan kemudahan dalam mengakses pinjaman kepada para pelaku UKM di Tanah Air serta memperkuat ekosistem ekonomi digital yang sudah ada.

"Hal ini membuktikan bahwa institusi perbankan sebesar BRI menaruh kepercayaan yang besar kepada Investree sebagai pionir marketplace lending. Selain itu, ini juga mematahkan anggapan beberapa orang bahwa fintech adalah pesaing bank. Justru fintech ada untuk melengkapi fungsi perbankan terutama dalam memenuhi permintaan masyarakat terhadap akses pinjaman yang fleksibel," ungkapnya.

Bentuk kolaborasi integrasi yang dilakukan oleh Investree dan BRI memudahkan BRI sebagai pemberi pinjaman institusi dalam mendanai pinjaman-pinjaman yang diajukan oleh borrower (peminjam) Investree yang mayoritas adalah UKM dari berbagai bidang usaha di platform tersebut.

Hal itu diklaim sangat membantu pelaku UKM atau badan usaha yang belum memenuhi persyaratan perbankan dalam memperoleh pinjaman.

Adrian mengklaim kolaborasi dengan perbankan itu akan semakin mengokohkan posisi Investree sebagai pelopor B2B marketplace lending yang berfokus pada pemberdayaan UKM di lingkup lokal dan regional, sejalan dengan semangat ekspansi yang dibawa oleh Investree menuju negara-negara lain di Asia Tenggara.

Ia optimistis kolaborasi itu akan memberikan banyak manfaat terutama dalam menjangkau pelaku-pelaku UKM yang masih belum bisa terlayani oleh bank untuk akses pembiayaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memega

Ringkasan IHSG Hari Ini

WIKA Gedung Bagaimana Prospeknya?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) memburu proyek-proyek prestisius. Perusahaan yang memiliki kode saham WEGE ini baru saja memenangkan tender pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang akan jadi markas Persija Jakarta. Asal tahu saja, investasi untuk proyek stadion Persija ini mencapai Rp 4,08 triliun. Wika Gedung (WEGE) menggarap proyek ini bekerjasama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Putra Tbk (JKON) dan PT PP Tbk (PTPP). Proyek stadion Persija ini menambah daftar kontrak baru yang didapat Wika Gedung pada semester dua tahun ini. Pada paruh pertama lalu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun. Artinya, capaian kontrak baru perusahaan ini baru 40,90% dari target perusahaan, yang mencapai Rp 11,98 triliun. Analis Buana Capital Immanuel Titus mengatakan, kontrak baru yang diperoleh Wika Gedung dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta tersebut bakal membantu kinerja