Berinvestasi sebaiknya sudah bagian dari gaya hidup. Lagi pula banyak kok instrument investasi. Bisa di emas, deposito, dan saham. Nah, kali ini yang dibahas adalah berinvestasi di saham.
Mungkin masih awam ya apa itu saham. Kesannya saham itu maiannya orang berduit. Padahal siapa pun bisa kok berinvesasi di saham. Asalkan tahu seluk-beluknya.
Memang, masih banyak yang bingung tentang pengertian saham dan jenisnya. Sekilas yang diketahui adalah saham itu bisa memberi keuntungan berlipat-lipat dan sebaliknya kerugian yang besar.
Sebelum lebih jauh, kenali dulu pengertian saham. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), definisi saham itu tanda penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Karena ikut tanamkan modal maka punya klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Bahasa sederhananya, saham itu semacam alat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan/badan usaha. Jadi, kalau punya saham maka menjadi pemilik perusahaan tersebut.
Inilah kenapa saham itu disebut sebagai surat berharga. Ya karena menjadi bukti sahih kepemilikan atas sebuah perusahaan.
- Modal relatif kecil karena punya duit Rp 5 juta sudah cukup bermain saham.
- Bisa dilakukan di mana saja.
- Waktunya pun fleksibel karena bisa saja perdagangan tak terbatas di Bursa Efek Indonesia (BEI)
- Risikonya bisa minim sepanjang modalnya yang disertakan juga minim.
- Keuntungannya tak terbatas.
Ada yang bilang main saham itu hampir mirip dengan judi karena penuh dengan ketidakpastian. Anggapan ini perlu diluruskan dulu. Sejatinya semua usaha itu selalu menghasilkan dua sisi, yakni ada untung dan rugi.
Misalnya pedagang ayam juga menghadapi situasi demikian. Jika ayam yang dijual laku maka dia untung, sebaliknya tak laku maka rugi.
Bedanya dengan penjudi, pedagang ayam meski dagangannya tak laku tapi barang dagangannya tetap ada. Dia bisa saja menjual ayamnya dengan harga diskon agar cepat laku.
Saham bukan Judi |
Begitu pun dengan saham di mana ketika nilai saham turun maka investor bisa saja menjualnya dengan harga rendah alias merugi. Beda sama penjudi ketika dia kalah maka dia tak dapat apa-apa. Hartanya ludes!
Kemudian melirik saham sebagai instrumen investasi juga bukan sekadar main-main. Ketika untung maka lanjut terus tapi ketika rugi langsung mencak-mencak sampai trauma dengan saham.
Padahal berinvestasi saham membutuhkan pengetahuan dan banyak belajar. Gunanya untuk mempertajam analisis sehingga tak salah perhitungan.
Sebagai permulaan, berikut ini ada dua kategori saham.
1. Saham biasa
Saham biasa adalah surat berharga yang berfungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan. Pemilik saham ini berhak menerima sebagian pendapatan (deviden) dari perusahaan serta bersedia menanggung risiko kerugian yang diderita perusahaan.
Mereka yang memiliki saham perusahaan punya hak ambil bagian terhadap pengelolaan perusahaan. Besaran porsi hak pengelolaan ini tergantung dengan jumlah saham yang dimiliki.
Contoh surat saham CV Sejahtera |
Ketika perusahaan untung, maka mereka yang punya persentase saham yang besar akan menerima porsi keuntungan yang besar. Sebaliknya, mereka juga bersiap menderita kerugian jika perusahaan itu gagal memperoleh pendapatan.
2. Saham preferen
Saham preferen adalah surat berharga yang membuktikan pemiliknya memiliki hak lebih dari pemegang saham biasa. Pemegang saham ini berhak didahului saat pembagian keuntungan perusahaan (dividen).
Terus juga jadi yang pertama dalam hal pembayaran kembali modal yang disetorkan jika perusahaan dilikuidasi. Terakhir, dia berhak pula menukar dengan saham biasa.
Terkesan saham preferen lebih baik daripada saham biasa. Padahal tidaklah demikian. Saham preferen tidaklah lebih baik, tetapi hanya berbeda dari saham biasa.
Dalam kenyataanya, cara terbaik memandang saham preferen itu adalah dengan melepaskan hak memiliki perusahaan demi dapat perlindungan layaknya kreditur.
Bagaimana saham memberi keuntungan?
untung saham |
Analogi sederhananya adalah pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Maka jika perusahaan itu untung pastinya keuntungan akan jatuh kepada pemiliknya. Laba bersih yang diraup perusahaan ketika kinerjanya bagus akan disisihkan kepada pemilik saham.
Bagaimana pembagiannya?
1. Capital gain
Keuntungannya didapat dari pertumbuhan nilai aset dan modal. Bingung? Begini, anggap saja saham itu seperti sertfikat tanah dan tanah itu adalah perusahaan. Kemudian tanah itu harganya naik dan Anda menjualnya.
Nah selisih harga beli tanah dan harga jualnya itu yang disebut capital gain. Selisih itulah yang disebut keuntungan capital gain.
2. Dividen
Dividen adalah laba yang diperoleh dari kinerja perusahaan. Kembali ke analogi tanah tadi. Misalnya tanah itu dijadikan lokasi parkir maka pemasukan dari sewa parkir itu sebagian masuk ke pemilik tanah.
Biasanya pemilik saham lebih suka mencari keuntungan capital gain karena sifatnya lebih cepat. Beli di saat harga murah dan jual di saat harga tinggi. Beda dengan deviden yang nilainya lebih kecil karena tergantung dari kinerja perusahaan.
dividend |
Semoga sampai di sini dapat memberi gambaran berinvestasi saham. Instrumen investasi ini bisa menjadi pilihan sepanjang mau belajar dari nol dan tak perlu modal yang besar.
Investasi di saham adalah sebuah bisnis, bukan perjudian.
Source: MoneySmart
Komentar
Posting Komentar