Cara bermain saham buat pemula.
(Shutterstock)

Investor pemula atau mereka yang baru mau terjun ke
investasi saham, wajib tahu soal cara bermain saham yang aman. Hal itu
bertujuan agar investasi yang tinggi risiko ini bisa menghasilkan cuan alias
keuntungan di masa depan.
Bukan apa-apa, tanpa pemahaman yang matang, investasi
yang satu ini bisa membuatmu buntung.
Saham disebut tinggi risiko karena di satu sisi,
investor bisa mengalami kerugian berbentuk capital loss. Tapi di
sisi lain, investor juga bisa meraup keuntungan hingga 20 persen atau lebih
selama satu tahun berkat saham.
Wuih, kalau keuntungan bermain saham 20 persen, makin
tergoda gak buat investasi saham?
Buat kamu yang tertarik mencoba, yuk pahami dulu cara
bermain saham yang aman buat pemula. Dijamin deh, kamu bakal untung dalam waktu
cepat dan ini juga merupakan metode belajar saham yang baik tentunya.
1. Pilih sekuritas dengan biaya transaksi kecil

Pilih sekuritasnya dulu.
(Shutterstock)
Sebelum kita membahas seputar cara bermain saham
secara mendalam, ketahui dulu bahwa perusahaan sekuritas atau broker saham itu
banyak. Biaya transaksi yang dikenakan kepada para investor pun berbeda-beda
antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya.
Tunggu deh, biaya transaksi itu maksudnya apa ya?
Dalam investasi saham, kita diharuskan membuka
rekening efek (rekening dana nasabah) yang difasilitasi oleh
perusahaan-perusahaan sekuritas ini.
Setelah rekening itu jadi, kita harus top-up uang
kita ke rekening efek. Uang di rekening efek itulah yang nantinya berfungsi
layaknya e-money. Dengan uang itulah kamu bisa membeli saham-saham
yang kamu inginkan secara online.
Nah, “biaya transaksi” yang dimaksud adalah biaya
pembelian dan penjualan saham. Biaya ini bakal jadi sumber pendapatan
perusahaan broker yang bersangkutan.
Sebut saja, ada sekuritas yang menerapkan biaya 0,19
persen untuk pembelian dan 0,29 persen untuk penjualan. Ada juga yang 0,15
persen pembelian dan 0,20 penjualan, dan lain sebagainya.
Jika biayanya makin kecil, maka investor juga makin
diuntungkan bukan? Tapi bukan berarti yang biayanya besar gak layak dipilih.
Bisa jadi pelayanan mereka terhadap nasabah justru lebih oke dan aplikasinya
juga bagus.
Setelah sudah tahu mana sekuritas yang kamu tuju,
tinggal siapkan dokumen-dokumen terkait untuk membuka rekening deh.
2. Jangan pelit tapi jangan kebablasan juga

Jangan sampai anggaran kebutuhan
pokok terganggu. (Pixabay)
Setelah rekening efekmu sudah jadi dan aplikasi
tradingnya sudah tersedia di laptop, tentu tugas selanjutnya adalah top up atau
transfer dana ke rekening efek tersebut.
Terkadang, gak sedikit dari kita yang masih ragu atau
takut kehilangan duit di investasi ini. Tenang saja, kamu bisa memulai
investasi saham dengan bujet Rp 5 ribuan lho? Sebab, ada banyak saham yang
harganya cuma Rp 50 perak per lembar.
Nah, dalam transaksi saham, kita mengenal satuan lot,
di mana satu lot terdiri dari 100 lembar saham. Jika harga per lembarnya hanya
Rp 50, maka harga satu lotnya tinggal dikalikan 100 saja, alias menjadi Rp
5.000.
Tapi apa iya dengan bujet receh kamu bisa untung
hingga jadi crazy rich? Tentu saja tidak, semua yang menghasilkan
keuntungan pasti ada risikonya, kerja di perusahaan juga ada risikonya kan.
Oleh karena itu, pilihlah nominal yang kiranya bakal
membuatmu gembira ketika untung 1 persen. Namun, pastikan jangan gunakan
seluruh uangmu.
Aplikasikan saja cara bermain saham yang bijak dengan
menggunakan 10 persen dari total uang kas di rekeningmu. Dengan catatan, itu
bukan berasal dari dana darurat. Setiap bulan, lakukan top up dana 10 persen
dari penghasilan bulanan untuk membeli saham.
Dengan menaruh uang berjumlah besar, cuannya pasti
besar juga. Tapi ketika harga sahamnya lagi turun, maka kerugian yang kamu
alami juga besar.
Mau gimana juga, tingkat kesabaran investor pemula
tentu gak sebaik investor kelas kakap. Mengalami kerugian dalam investasi saham
itu wajar, tapi jangan lantas kerugian itu membuatmu miskin di kemudian hari.
Baca juga: Saham Blue Chip Itu Apa Sih? Yuk Cari Tahu!
3. Pilih saham di indeks LQ45 atau IDX30

Pilih saham yang masuk indeks
LQ45/IDX30. (Pixabay)
Indeks saham yang dikeluarkan oleh Bursa Efek
Indonesia sejatinya adalah ukuran statistik perubahan gerak harga dari kumpulan
saham, yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu.
Nah, tepat pada April 2019, indeks saham di BEI jumlahnya ada 22. Biar gak bingung,
pilih saja saham-saham yang tergabung di indeks LQ45 atau IDX30.
Saham-saham di indeks tersebut memiliki likuiditas
yang sangat tinggi. Selain itu fundamental perusahaannya juga dinilai baik.
Saham-saham yang masuk ke dalam indeks-indeks tersebut pun sering disebut
dengan istilah blue chip.
Tentunya, memilih saham di kedua indeks ini bisa jadi
cara bermain saham yang paling aman bukan? Daripada pusing mendengarkan masukan
sana-sini, mending kenalan dulu deh sama deretan saham di dua indeks ini.
4. Beli saham perbankan atau consumer goods

Saham perusahaan consumer goods amat
disarankan. (Pixabay)
Setelah familiar dengan saham-saham yang ada di indeks
IDX30 atau LQ45, maka ini adalah saat yang tepat untuk membeli saham perbankan
atau consumer goods.
Lho kenapa dua perusahaan itu? Emangnya keuntungan
bermain saham kita bakal makin besar jika beli perusahaan ini di awal?
Bukan begitu maksudnya. Menjadikan saham
perbankan dan perusahaan besar di bidang consumer goods sebagai saham pertama,
tentu bisa jadi cara bermain saham yang paling bijak untuk pemula. Mengapa?
Karena perusahaan ini merupakan perusahaan dengan bisnis yang sederhana. Selain itu produk-produk mereka juga digunakan masyarakat, otomatis dalam setahun mereka selalu mencetak laba yang signifikan.
Karena perusahaan ini merupakan perusahaan dengan bisnis yang sederhana. Selain itu produk-produk mereka juga digunakan masyarakat, otomatis dalam setahun mereka selalu mencetak laba yang signifikan.
Masuk akal dong analisanya? Walaupun ketika kamu beli,
harga saham mereka turun, percaya deh dalam hitungan waktu yang tidak terlalu
lama pasti akan normal lagi atau malah untung. Kecuali jika tiba-tiba Indonesia
mengalami krisis ekonomi.
5. Kalau rugi, lakukan average down

Lakukan average down saat harga
saham turun. (Shutterstock)
Udah beli saham, eh tiba-tiba hari kedua kok malah
anjlok. Kabarnya “asing” menjual saham yang saya beli. Gimana dong, kalau
dibiarin nanti duit saya habis.
Tenang, gak usah panik. Namanya juga bermain saham,
kerugian itu pasti ada. Kuncinya cuma satu yaitu sabar. Sebab, harga saham yang
kamu beli pasti akan naik lagi kok selama itu adalah saham blue chip.
Ketika di portfoliomu kamu melihat ada kerugian 2
persen di satu saham, beli saja saham yang harganya lagi turun. Cara bermain
saham yang satu ini dikenal dengan istilah average down, apa maksudnya?
Average down adalah
strategi investasi dengan melakukan pembelian secara bertahap pas harga di
pasar sedang mengalami penurunan. Cara bermain saham ini akan membuat nilai
investasimu gak akan ikutan terjun bebas, justru malah ngikutin kondisi pasar.
Ajaibnya, apabila kondisi pasar udah mulai pulih, return yang kamu miliki bakal
meningkat.
6. Tips bermain saham jangka panjang dan jangka
pendek

Lalu, harus jangka panjang atau
jangka pendek? (Shutterstock)
Nah kita sudah sampai di akhir pembahasan. Tapi yang
di akhir ini justru yang paling penting dari yang lain.
Intinya, poin bahasan ini tentu jadi poin terpenting
karena MoneySmart bakal mencoba untuk membentuk mindset cara
bermain saham yang ideal buat kamu. Di sini, kamu pun bisa menemukan karakter
investor saham seperti apa yang pas buat dirimu.
a. Cara bermain saham jangka panjang
Gimana sih cara bermain saham buat jangka panjang?
Sejatinya poin ketiga, empat, dan lima, adalah cara bermain saham untuk jangka
waktu panjang alias investasi.
Intinya, tiap bulan kamu top up saja sahamnya sesuai
bujet. Terlepas dari apakah harganya lagi naik atau turun, yang penting
kapitalnya besar. Tapi kalau turunnya drastis ya tentu saja enak untuk
diborong.
Asal kamu tahu, sejak pertama kali melakukan IPO
(tahun 2000), kenaikan harga saham BCA mencapai 14 ribu persen! Gokil gak? Dulu
harga saham itu cuma Rp 500 perak, lha sekarang udah Rp 27 ribuan.
Bayangin saja orang yang dulu cuma investasi Rp 500
ribu di tahun 2000 dengan beli saham BCA, untung Rp 70 jutaan dalam lebih dari
10 tahun. Kuncinya cuma satu yaitu sabar, dan gak buru-buru jual sahamnya.
Bicara soal investasi jangka panjang, sejatinya kapan
sih sebuah investasi itu dinyatakan jangka panjang? Satu tahun, dua tahun, atau
lebih dari 10 tahun seperti di atas?
Menurut MoneySmart, tiga tahun sejatinya sudah
tergolong jangka panjang. Mengapa? Karena sekarang dunia sudah memasuki era
digitalisasi dan keterbukaan informasi, berita-berita online yang muncul
secepat kilat tentunya bisa mempengaruhi sentimen yang muncul di pasar modal.
b. Cara bermain saham jangka pendek
Nah kalau yang ini memang agak berisiko, dan pastinya
lebih melelahkan. Mengapa demikian? Karena seorang investor jangka pendek harus
tahu batas rendah harga saham yang ingin dia incar. Oleh karena itu, selain
memantau informasi seputar industri di portal berita, dia juga harus mencermati
tren fluktuasi harga saham yang dia incar.
Metode ini kerap disebut dengan istilah trading saham.
Bukan investasi.
Dengan membeli saham di harga terendah, maka besar
kemungkinan dalam jangka waktu pendek dia bisa mengeruk keuntungan di atas 5
persen. Setelah itu, mereka harus menjualnya cepat-cepat sebelum harganya turun
lagi.
Ada juga yang melakukan profit taking alias
menjual sahamnya ketika sudah untung 1 atau 2 persen saja. Akan tetapi, untung
dengan persentase segitu saja sudah ‘berasa’, karena mereka menggunakan modal
yang sangat besar.
Cara bermain saham yang satu ini memang kurang tepat
bagi investor pemula. Tapi kalau mau coba-coba silahkan saja, asal jangan beli
perusahaan dengan fundamental yang gak jelas. Misalnya saja perusahaan yang
selama beberapa tahun terakhir selalu mencatatkan kerugian besar.
Itulah serba serbi seputar bermain saham
yang pas buat pemula. Kira-kira udah tertarik belum untuk berinvestasi di
sektor tinggi risiko ini? Selamat mencoba, semoga cuan terus. (Editor:
Ruben Setiawan).
sumber: moneysmart.id
Komentar
Posting Komentar