Langsung ke konten utama

Harga Emas Menyepuh Kinerja MDKA


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Merdeka Copper Gold Tbk optimistis kinerja keuangannya terus membaik.

Salah satu faktor pengerek kinerja mereka adalah kenaikan harga emas yang mencapai level US$ 1.500 per ounce (Oz).

Selain menargetkan produksi lebih tinggi, tahun ini Merdeka Copper Gold menggelar ekspansi produksi pada lapisan oksida dari 4 juta ton menjadi 8 juta ton per tahun.

Sedangkan untuk produksi emas pada 2019, manajemen menargetkan 180.000 oz hingga 200.000 oz.

Sementara estimasi produksi tembaga mencapai 21.000 ton.

"Untuk semester pertama lalu, produksi kami sudah 110.000 oz emas dan target kami tahun ini 180.000 oz itu masih on track. Kalau tembaga di kuartal kedua sudah sekitar 9.000 ton," ujar Adi Adriansyah Sjoekri, Sekretaris Perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk, Rabu (25/9).

Emiten berkode saham MDKA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mencatatkan kinerja keuangan cukup baik selama semester I-2019.

Merdeka Copper Gold meraup pendapatan mencapai US$ 191,77 juta atau naik 66,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kalau bicara tahun lalu, harga masih US$ 1.300 per oz, sekarang sudah US$ 1.500 per oz, bahkan hari ini US$ 1.530 per oz," ucap Adi.

Hanya saja, manajemen MDKA belum mau membeberkan berapa pertumbuhan kinerja hingga akhir tahun nanti.

Eksplorasi bawah tanah

Pada tahun ini, manajemen MDKA tengah memulai kegiatan eksplorasi dan pra kelayakan untuk menemukan cadangan di bawah tanah Tambang Tujuh Bukit Porfiri.

Ini merupakan proyek studi untuk mengukur hasil, cadangan yang lebih pasti sebelum masuk tahap selanjutnya.

Kendati tidak memerinci berapa alokasi dana belanja modal yang dikucurkan untuk memulai proyek bawah tanah tersebut, Adi menjelaskan bujetnya masih akan dikucurkan hingga tahun depan.

"Copper dan gold ada di Bukit Tujuh, kami baru mulai kegiatan (bawah tanah) untuk program pra kelayakan 50.000 meter drilling," tambah dia.

Manajemen MDKA saat ini memiliki tiga lokasi penambangan yakni Tambang Emas dan Perak di Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur.

Selain itu, ada tambang tembaga di Pulau Wetar di Maluku Barat dan Tambang Emas Pani di Gorontalo.

Dengan harga emas dan strategi efisiensi yang dilakukan, MDKA meyakini produksi dan kinerja keuangan akan meningkat.

"Jadi strategi kami menargetkan produksi paling optimal, kemudian biaya kami tekan yang paling optimal," pungkas Adi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memega

Ringkasan IHSG Hari Ini

WIKA Gedung Bagaimana Prospeknya?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) memburu proyek-proyek prestisius. Perusahaan yang memiliki kode saham WEGE ini baru saja memenangkan tender pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang akan jadi markas Persija Jakarta. Asal tahu saja, investasi untuk proyek stadion Persija ini mencapai Rp 4,08 triliun. Wika Gedung (WEGE) menggarap proyek ini bekerjasama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Putra Tbk (JKON) dan PT PP Tbk (PTPP). Proyek stadion Persija ini menambah daftar kontrak baru yang didapat Wika Gedung pada semester dua tahun ini. Pada paruh pertama lalu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun. Artinya, capaian kontrak baru perusahaan ini baru 40,90% dari target perusahaan, yang mencapai Rp 11,98 triliun. Analis Buana Capital Immanuel Titus mengatakan, kontrak baru yang diperoleh Wika Gedung dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta tersebut bakal membantu kinerja