Langsung ke konten utama

KPAS | Bangun Pabrik Baru, Cottonindo Tambah Kapasitas dan Perkuat Portofolio Bisnis

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) terus mengawal proses pembangunan pabrik kapas kesehatan di Purwadadi, Subang, Jawa Barat. Mereka menargetkan pabrik tersebut bisa beroperasi mulai semester II tahun 2020.

Tahap pembangunan pabrik kini sudah mencapai 60%. Saat ini, Cottonindo sudah memiliki lahan lahan seluas 5 hektare (ha) dan satu gedung yang siap digunakan untuk kegiatan produksi.

Selain membangun pabrik, Cottonindo membeli mesin produksi. Perusahaan berkode saham KPAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengaku berhati-hati dalam mengkaji dan memilih mesin. Makanya, jadwal operasional pabrik mundur dari semula tahun ini menjadi paruh kedua tahun depan.

Sejauh ini, proses pengkajian mesin produksi belum masih berjalan. "Untuk sekarang kami sedang melakukan kajian yang matang karena sekali kami investasi mesin, teknologinya akan kami pakai hingga lebih dari 10 tahun," tutur Johan Kurniawan, Sekretaris Perusahaan PT Cottonindo Ariesta Tbk kepada KONTAN (20/9) pekan lalu.

Adapun biaya investasi pabrik baru Subang memanfaatkana sebagian dana perolehan initial public offering (IPO) tahun lalu yang mencapai Rp 45,02 miliar. Sebesar Rp 30 miliar di antaranya untuk ekspansi. Kebutuhan anggaran lain berasal dari kas internal.

Kehadiran pabrik baru di Subang akan meningkatkan kapasitas produksi Cottonindo sebesar 15%–20%. Saat ini, tingkat utilitas pabrik mereka lebih dari 90% dari total kapasitas terpasang. Sementara menurut catatan KONTAN, kapasitas terpasangnya sebesar 115 ton per bulan.

Tak cuma mengerek kemampuan produksi, portofolio bisnis Cottonindo pada produk kapas kesehatan juga bakal menguat. Asal tahu, selama ini mereka lebih banyak berkutat pada bisnis kapas kecantikan dan cotton bud anekamerek.

Penjualan kapas kecantikan mendominasi hingga sekitar 98%. Sementara kapas kesehatan hanya menyumbang kurang lebih 2%. "Sebetulnya kami sudah lebih dari enam tahun di segmen pasar kapas kesehatan tapi belum terfokus dengan baik sehingga sekarang kami mau mulai lebih serius," jelas Johan.

Target pasar kapas kesehatan Cottonindo nanti adalah rumah sakit dan apotek. Hanya saja, manajemen perusahaan belum membeberkan target pelanggan maupun target penjualan kapas kesehatan kelak saat pabrik Subang beroperasi.

Baca Juga: Emiten Produsen Kapas Kecantikan Akhirnya Memangkas Target Kinerja

Kalau mengintip catatan keuangan periode 30 Juni 2019, Cottonindo mengempit empat pelanggan besar dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total penjualan bersih yang sebesar Rp 34,56 miliar.

Keempat pelanggan tersebut adalah PT Indomarco Prismatama, PT Medal Queenindo, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, dan Indogrosir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memega

Ringkasan IHSG Hari Ini

WIKA Gedung Bagaimana Prospeknya?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) memburu proyek-proyek prestisius. Perusahaan yang memiliki kode saham WEGE ini baru saja memenangkan tender pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang akan jadi markas Persija Jakarta. Asal tahu saja, investasi untuk proyek stadion Persija ini mencapai Rp 4,08 triliun. Wika Gedung (WEGE) menggarap proyek ini bekerjasama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Putra Tbk (JKON) dan PT PP Tbk (PTPP). Proyek stadion Persija ini menambah daftar kontrak baru yang didapat Wika Gedung pada semester dua tahun ini. Pada paruh pertama lalu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun. Artinya, capaian kontrak baru perusahaan ini baru 40,90% dari target perusahaan, yang mencapai Rp 11,98 triliun. Analis Buana Capital Immanuel Titus mengatakan, kontrak baru yang diperoleh Wika Gedung dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta tersebut bakal membantu kinerja