Langsung ke konten utama

Tiga BUMN Menikmati Gurihnya Bisnis Bank Garansi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank BUMN optimistis bisnis kredit non tunai melalui layanan bank garansi masih memiliki potensi untuk tumbuh di tahun ini.

Prospeknya sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya telah berhasil membukukan volume bisnis jasa bank garasi sebesar Rp 20,5 triliun hingga Agustus 2019.

Dari situ, BRI telah berhasil membukukan pendapatan komisi sebesar Rp 107,2 miliar.

"Sektor penyumbang terbesar bisnis bank garansi BRI berasal dari konstruksi dan perdagangan," ungkap Hary Purnomo, Sekretaris BRI, Rabu (18/9).

Untuk mendorong pertumbuhan bisnis bank garansi, BRI melakukan inovasi berupa penerbitan bank garansi (BG), standby letter of credit (SBLC) dan demand guarantee secara online.

Melalui inovasi tersebut, pengajuan bank garansi serta proses pengecekan dapat dilakukan secara digital melalui sistem cash management BRI.

Bisnis bank garansi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga hingga Agustus 2019, tumbuh sekitar 18% secara year on year (yoy).

Teranyar, Bank Mandiri memberikan layanan kredit non tunai ini ke PT Kereta Api Indonesia (KAI) senilai Rp 2 triliun.

SVP Corporate Banking Bank Mandiri Yusak Silalahi bilang, layanan bank garansi selama ini digunakan perusahaan sebagai jaminan bagi beragam transaksi di beragam sektor industri seperti konstruksi, infrastruktur, alat berat, migas, distribusi barang, food & beverages, dan lain-lain.

Hanya saja, dia tidak merinci total volume bank garansi yang sudah diterbitkan sepanjang tahun ini.

Tumbuh double digit

Bank Mandiri optimistis bisnis bank garansi masih akan tumbuh karena layanan ini diperlukan oleh perusahaan sebagai alat mitigasi risiko yang mungkin muncul dari ekspansi para pebisnis.

"Kami prediksikan nilai transaksi bank garansi akan tumbuh di atas 20% di tahun 2019," kata Yusak, Rabu (18/9).

Adapun pendapatan komisi yang diperoleh Bank Mandiri dari bank garansi telah tumbuh 5% yoy per Agustus 2019.

Sejalan dengan target volume tersebut, Bank Mandiri juga menargetkan perolehan fee based income dari layanan ini tumbuh sekitar 20% hingga akhir 2019.

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil mencatatkan transaksi bank garansi Rp 16,5 triliun hingga Juni 2019.

Pencapaian itu tumbuh 5,1% dibandingkan Juni 2018 sebesar Rp 15,7 triliun dengan menghasilkan pendapatan komisi Rp 241 miliar di paruh pertama 2019.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI bilang, sektor yang jadi kontributor utama berasal manufaktur, konstruksi serta minyak dan gas.


https://insight.kontan.co.id/news/tiga-bumn-menikmati-gurihnya-bisnis-bank-garansi?page=2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memega

Ringkasan IHSG Hari Ini

WIKA Gedung Bagaimana Prospeknya?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) memburu proyek-proyek prestisius. Perusahaan yang memiliki kode saham WEGE ini baru saja memenangkan tender pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang akan jadi markas Persija Jakarta. Asal tahu saja, investasi untuk proyek stadion Persija ini mencapai Rp 4,08 triliun. Wika Gedung (WEGE) menggarap proyek ini bekerjasama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Putra Tbk (JKON) dan PT PP Tbk (PTPP). Proyek stadion Persija ini menambah daftar kontrak baru yang didapat Wika Gedung pada semester dua tahun ini. Pada paruh pertama lalu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun. Artinya, capaian kontrak baru perusahaan ini baru 40,90% dari target perusahaan, yang mencapai Rp 11,98 triliun. Analis Buana Capital Immanuel Titus mengatakan, kontrak baru yang diperoleh Wika Gedung dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta tersebut bakal membantu kinerja