Langsung ke konten utama

PRDA | Sisa Dana IPO Pada 2016 Masih Banyak, Kinerja Prodia Bisa Terus Melesat


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) terus melebarkan jaringan bisnisnya.

Berbekal dana hasil penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 2016, emiten saham pelayanan kesehatan dan laboratorium ini menambah outlet baru.

Hingga semester pertama tahun ini, Prodia telah membelanjakan Rp 506,92 miliar setara 44% dari total dana hasil bersih IPO yang mencapai Rp 1,15 triliun.

Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 30 Juni 2019, PRDA mengalokasikan Rp 334,85 miliar untuk pengembangan jaringan outlet.

"Kemudian Rp 84,73 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan. Sisanya sebesar Rp 87,33 miliar untuk modal kerja," ungkap Marina Amalia, Sekretaris Perusahaan PT Prodia Widyahusada, kepada KONTAN, Jumat (20/9).

Sepanjang semester I 2019, PRDA telah melaksanakan 7,39 juta pelayanan tes kesehatan komprehensif.
Jumlah tersebut lebih tinggi 7,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 6,87 juta.

Jenis tes kesehatan rutin masih mendominasi pemeriksaan, yakni 91,6% dari total pelaksanaan tes kesehatan.

Selanjutnya tes non-laboratorium menempati porsi 5,2% dan tes esoterik sebesar 3,3%.

Pendapatan ikut meningkat

Peningkatan layanan tes kesehatan komprehensif juga berkorelasi dengan peningkatan pendapatan PRDA pada semester I 2019.

Kontribusi pendapatan tes pemeriksaan rutin tercatat sebesar 74,5%, tes esoterik 16,7% dan pendapatan non-laboratorium 8,8% terhadap total pendapatan.

"Dari segi segmen pelanggan, pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 34,43% dan 32,43% kepada pendapatan perusahaan," ujar Marina.

Sedangkan segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi menopang sekitar 21,20% dan 11,94% terhadap pendapatan Prodia.

Perusahaan yang masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Desember 2016 tersebut juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,14% year-on-year (yoy) menjadi Rp 799,09 miliar pada semester I-2019.

Adapun laba bersihnya tumbuh 34,23% (yoy) menjadi Rp 81,69 miliar.

Sedangkan total aset PRDA di semester I 2019 sebesar Rp 1,90 triliun yang terdiri dari aset lancar Rp 1,12 triliun dan aset tidak lancar Rp 774,83 miliar.

Kemudian total liabilitasnya sebesar Rp 356,86 miliar, atau menurun 3,09% dibandingkan posisi tahun 2018 yang mencapai Rp 368,22 miliar.

Dari sisi modal, Prodia mencatatkan total ekuitas sebesar Rp 1,54 triliun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memega

Ringkasan IHSG Hari Ini

WIKA Gedung Bagaimana Prospeknya?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) memburu proyek-proyek prestisius. Perusahaan yang memiliki kode saham WEGE ini baru saja memenangkan tender pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang akan jadi markas Persija Jakarta. Asal tahu saja, investasi untuk proyek stadion Persija ini mencapai Rp 4,08 triliun. Wika Gedung (WEGE) menggarap proyek ini bekerjasama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Putra Tbk (JKON) dan PT PP Tbk (PTPP). Proyek stadion Persija ini menambah daftar kontrak baru yang didapat Wika Gedung pada semester dua tahun ini. Pada paruh pertama lalu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun. Artinya, capaian kontrak baru perusahaan ini baru 40,90% dari target perusahaan, yang mencapai Rp 11,98 triliun. Analis Buana Capital Immanuel Titus mengatakan, kontrak baru yang diperoleh Wika Gedung dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta tersebut bakal membantu kinerja