Langsung ke konten utama

Siloam Ditargetkan Menjadi Penopang Bisnis Grup Lippo


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Lippo berharap kinerja sektor kesehatan menjadi penopang kinerja sepanjang tahun ini. Ini karena segmen properti grup Lippo tengah melempem.

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), misalnya, di semester I-2019 merugi Rp 1,49 triliun dari sebelumnya untung Rp 485,55 miliar. Laba bersih PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) juga anjlok 89,71% menjadi Rp 210,04 miliar.

Karena itu, Grup Lippo berharap pertumbuhan sektor kesehatan melalui entitas bisnisnya, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) bisa mencapai 15%-20% di tahun ini.

Head of Public Realtion and Media Relation Siloam International Hospitals Jimmy Rambing mengaku, Siloam telah mendekati target. "Buktinya pertumbuhan pendapatan Siloam pada semester I-2019 19% secara year on year menjadi Rp 3,37 triliun," jelas dia kepada KONTAN.

Di semester I-2019, Siloam mampu mencetak laba bersih Rp 10,61 miliar dari sebelumnya merugi Rp 21,34 miliar di semester I-2018. Jimmy mengklaim, kinerja merugi Rp 21,34 miliar di kuartal III-2019 semakin membaik.

Untuk menunjang kinerja, Jimmy bilang, Siloam memiliki tiga sumber pembayaran. Yakni BPJS, asuransi perusahaan, dan pembayaran secara tunai. Menurut dia, pertumbuhan volume pasien dan kontribusi pendapatan dari ketiga sumber pembayaran tersebut meningkat.

Pada semester I-2019, pendapatan Siloam dari pasien BPJS tumbuh 20% secara yoy. Sedangkan pendapatan dari pasien dengan pembayaran dengan uang pribadi serta pasien perusahaan dan asuransi masing-masing tumbuh 40% secara yoy.

Sepanjang semester I-2019, Siloam telah berinvestasi Rp 270 miliar. Belanja modal ini digunakan untuk ekspansi dan perawatan bangunan. Sebelumnya, Siloam berniat membuka lima hingga tujuh rumahsakit baru di tahun ini. Jimmy bilang, di semester I-2019 dua rumahsakit baru Siloam sudah buka yakni di Magelang dan Kelapa Dua, Tangerang.

Di semester II-2019, Siloam akan membangun rumahsakit lagi di Ambon, Pasar Baru Jakarta, Banjarmasin, Batu dan Tulungagung. Siloam juga berniat mengakuisisi rumahsakit. "Apabila kami menemukan rumahsakit yang cocok serta mempunyai model bisnis yang kuat," ujar Jimmy.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memega

Ringkasan IHSG Hari Ini

WIKA Gedung Bagaimana Prospeknya?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) memburu proyek-proyek prestisius. Perusahaan yang memiliki kode saham WEGE ini baru saja memenangkan tender pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang akan jadi markas Persija Jakarta. Asal tahu saja, investasi untuk proyek stadion Persija ini mencapai Rp 4,08 triliun. Wika Gedung (WEGE) menggarap proyek ini bekerjasama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Putra Tbk (JKON) dan PT PP Tbk (PTPP). Proyek stadion Persija ini menambah daftar kontrak baru yang didapat Wika Gedung pada semester dua tahun ini. Pada paruh pertama lalu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun. Artinya, capaian kontrak baru perusahaan ini baru 40,90% dari target perusahaan, yang mencapai Rp 11,98 triliun. Analis Buana Capital Immanuel Titus mengatakan, kontrak baru yang diperoleh Wika Gedung dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta tersebut bakal membantu kinerja