Langsung ke konten utama

Merdeka Copper Stock Split 1:5, Likuiditas Akan Meningkat


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah bulan ini. Pada 3 September 2019, saham MDKA ditutup di Rp 6.250 per saham.

Tren kenaikan harga saham MDKA membuat perusahaan ini percaya diri melakukan pemecahan nilai nominal saham alias stock split.

Sekretaris Perusahaan MDKA, Adi Adriansyah Sjoekri, dalam keterbukaan informasi Jumat (13/9), menjelaskan, MDKA berniat menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta restu untuk melakukan stock split.

Agenda RUPSLB ini akan digelar pada pekan depan, 25 September 2019. Perusahaan ini rencananya akan stock split dengan rasio 1:5. Perusahaan ini berharap, likuiditas saham MDKA makin meningkat usai stock split.

Saat ini jumlah saham beredar MDKA sebesar 4,38 miliar. Jumlah kepemilikan publik sebanyak 2,01 miliar, setara dengan 45,92%.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas juga yakin, aksi korporasi ini bisa meningkatkan prospek saham MDKA. Apalagi ke depan, Sukarno menilai emiten yang dimiliki oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk ini semakin menarik, seiring dengan menguatnya harga komoditas emas.

Tahun ini, MDKA menargetkan produksi emas bisa mencapai kisaran 180.000 ons troi hingga 200.000 ons troi. Target tersebut meningkat 7,46%–19,40% dibandingkan realisasi produksi 2018, sebanyak 167.506 ons troi.

Tren kenaikan harga emas ikut mengerek kemilau kinerja MDKA. Hingga semester I-2019, pendapatan MDKA tercatat naik 66,95% menjadi US$ 191,77 juta dari US$ 114,86 juta di periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih emiten ini juga terkerek hingga 29,79% pada semester I-2019 menjadi sebesar US$ 42,25 juta.

Sukarno merekomendasikan trading buy saham MDKA. Dia menargetkan harga MDKA di Rp 6.500 per saham. Kemarin saham MDKA ditutup menguat 0,4% ke level Rp 6.200 per saham.

Harga saham MDKA terus menguat sejak awal tahun ini. Secara year to date (ytd), saham MDKA telah menguat sebesar 77,14% mencapai Rp 6.250. Ini adalah harga tertinggi sejak perusahaan ini IPO pada 2015 lalu. Kala itu, Merdeka Cooper Gold melepas saham di harga Rp 2.000.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memega

Ringkasan IHSG Hari Ini

WIKA Gedung Bagaimana Prospeknya?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) memburu proyek-proyek prestisius. Perusahaan yang memiliki kode saham WEGE ini baru saja memenangkan tender pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang akan jadi markas Persija Jakarta. Asal tahu saja, investasi untuk proyek stadion Persija ini mencapai Rp 4,08 triliun. Wika Gedung (WEGE) menggarap proyek ini bekerjasama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Putra Tbk (JKON) dan PT PP Tbk (PTPP). Proyek stadion Persija ini menambah daftar kontrak baru yang didapat Wika Gedung pada semester dua tahun ini. Pada paruh pertama lalu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun. Artinya, capaian kontrak baru perusahaan ini baru 40,90% dari target perusahaan, yang mencapai Rp 11,98 triliun. Analis Buana Capital Immanuel Titus mengatakan, kontrak baru yang diperoleh Wika Gedung dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta tersebut bakal membantu kinerja