KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak berlebihan jika PT Kresna Graha Investama Tbk dinobatkan sebagai pawang bagi perusahaan start up alias rintisan untuk melaksanakan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kalau rencana berjalan mulus, tahun ini, genap empat entitas bisnis rintisan mereka bakal menjadi perusahaan terbuka.
Tiga perusahaan sudah tercatat di BEI, yakni PT M Cash Integrasi Tbk, PT NFC Indonesia Tbk dan PT Telefast Indonesia Tbk. Dari ketiganya, Kresna Graha mengumpulkan dana segar publik hingga sebesar Rp 682,67 dalam rentang dua tahun menggelar IPO.
Sementara saat ini, Kresna Graha sedang mengawal rencana IPO PT Digital Mediatama Maxima, perusahaan digital cloud advertising. Kresna Graha berharap cucu usaha melalui NFC Indonesia itu bisa tercatat di BEI pada tahun ini dengan perolehan dan lebih dari Rp 600 miliar.
Target Kresna Graha adalah menjadikan Digital Mediatama sebagai penguat mata rantai ekosistem digital. Mereka memang ingin membangun sinergi bisnis antar entitas anak secara keseluruhan.
Menurut Kresna Graha, aksi memboyong empat perusahaan rintisan tadi ke BEI bakal mempercepat ekspansi bisnis. Perusahaan berkode saham KREN di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu juga berharap, kinerja masing-masing entitas anak ke depan terjaga.
KREN meyakini upayanya membawa entitas anak ke pasar modal bakal meningkatkan kepercayaan dari para mitra bisnis dan konsumen. "Dengan demikian, pasar pendanaan juga lebih luas dengan cost of fund (biaya dana) yang lebih kompetitif," ungkap Stanley Tjiandra, Head of Business Analyst PT Kresna Graha Investama Tbk kepada KONTAN, Kamis (19/9).
Adapun alasan ketertarikan Kresna Graha terhadap perusahaan rintisan lantaran potensi pasar. Perusahaan rintisan yang bertalian dengan sektor teknologi dekat dengan generasi milenial. Sementara populasi generasi milenial sangat besar.
Berdasarkan data BEI, hingga Juli 2019 terdapat lebih dari 2 juta Single Investor Identification (SID). Sementara sampai pertengahan Agustus kemarin, investor saham telah mencapai lebih dari sejuta SID.
Perusahaan lain
Pertumbuhan investor berusia 18-30 tahun meningkat. Sejak akhir 2016 hingga Desember 2018, jumlah investor berusia 18-25 tahun naik dari sekitar 70.000 menjadi 150.000 orang atau terdapat pertumbuhan lebih dari dua kali lipat. Kalau investor berusia 26-30 tahun bertambah dari semula kurang lebih 60.000 menjadi 110.000 orang.
Oleh karena itu, Kresna Graha perlu menggaet perusahaan rintisan teknologi seiring perkembangan zaman ke arah digital. Mereka memburu perusahaan rintisan melalui anak usaha langsung bernama PT Kresna Sekuritas. "The biggest market cap saat ini bukan lagi perusahaan minyak dan gas tapi teknologi," tutur Octavianus Budiyanto, Direktur Utama PT Kresna Sekuritas, Kamis (19/9).
Kresna Sekuritas tidak hanya berkutat pada perusahaan yang menjadi bagian dari Kresna Graha. Tahun depan, mereka menargetkan IPO lima perusahaan bagian dari Kresna Graha maupun perusahaan lain. Kategorinya pun rintisan maupun non rintisan. Target pemrosesan pada semester I 2020.
Pada Juni 2019 lalu, Kresna Sekuritas mengantarkan dua perusahaan di luar Kresna Graha tercatat di BEI, yaitu PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk dan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk menjadi perusahaan publik. Masing-masing adalah perusahaan manufaktur kemasan dan klub sepak bola Bali United.
Adapun alasan ketertarikan Kresna Graha terhadap perusahaan rintisan lantaran potensi pasar. Perusahaan rintisan yang bertalian dengan sektor teknologi dekat dengan generasi milenial. Sementara populasi generasi milenial sangat besar.
Berdasarkan data BEI, hingga Juli 2019 terdapat lebih dari 2 juta Single Investor Identification (SID). Sementara sampai pertengahan Agustus kemarin, investor saham telah mencapai lebih dari sejuta SID.
Perusahaan lain
Pertumbuhan investor berusia 18-30 tahun meningkat. Sejak akhir 2016 hingga Desember 2018, jumlah investor berusia 18-25 tahun naik dari sekitar 70.000 menjadi 150.000 orang atau terdapat pertumbuhan lebih dari dua kali lipat. Kalau investor berusia 26-30 tahun bertambah dari semula kurang lebih 60.000 menjadi 110.000 orang.
Oleh karena itu, Kresna Graha perlu menggaet perusahaan rintisan teknologi seiring perkembangan zaman ke arah digital. Mereka memburu perusahaan rintisan melalui anak usaha langsung bernama PT Kresna Sekuritas. "The biggest market cap saat ini bukan lagi perusahaan minyak dan gas tapi teknologi," tutur Octavianus Budiyanto, Direktur Utama PT Kresna Sekuritas, Kamis (19/9).
Kresna Sekuritas tidak hanya berkutat pada perusahaan yang menjadi bagian dari Kresna Graha. Tahun depan, mereka menargetkan IPO lima perusahaan bagian dari Kresna Graha maupun perusahaan lain. Kategorinya pun rintisan maupun non rintisan. Target pemrosesan pada semester I 2020.
Pada Juni 2019 lalu, Kresna Sekuritas mengantarkan dua perusahaan di luar Kresna Graha tercatat di BEI, yaitu PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk dan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk menjadi perusahaan publik. Masing-masing adalah perusahaan manufaktur kemasan dan klub sepak bola Bali United.
Komentar
Posting Komentar